Selasa, 21 Juni 2011

naskah zenkoku benron taikai (terjemahan)

ini terjemahan bahasa indonesianya:


Monster yang Bernama Kenyataan
Selamat pagi para hadirin sekalian. Perkenalkan, nama saya Hanina. Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan pidato yang berjudul “Monster yang Bernama Kenyataan”.
Para Hadirin sekalian, jika Anda mendengar kata “monster”, apa yang Anda bayangkan dipikiran anda? Apakah anda berpikir itu makhluk yang sangat menakutkan, sangat buas dan susah untuk ditaklukkan? Atau malah Anda berpikir monster itu bukan makhluk yang berbahaya? Jika dicari artinya di kamus, yang disebut monster adalah: makhluk yang bentuk sebenarnya tidak diketahui, sangat menyeramkan dan punya kekuatan yang besar.
            Saya pribadi sebagai manusia biasa, jika mengahadapi monster atau binatang buas yang bertaring dan mempunyai cakar yang tajam, badan serasa sulit untuk bergerak dan pasti akan merasakan ketakutan. Jika tidak hati-hati, bisa menjadi mangsa sang monster tersebut. Tetapi isi pidato ini tidak akan membicarakan monster atau binatang buas dalam arti yang sebenarnya. Saya hanya menganalogikan kenyataan sebagai monster yang menyeramkan. Ada kenyataan yang menyenangkan ada pula yang tidak. Bagi saya, kenyataan yang tidak menyenangkan itu kadang-kadang terlihat bagaikan monster menyeramkan yang siap menghancurkan dan mencabik-cabik kemantapan hati saya. Apabila Saya tidak punya kesiapan hati untuk mengahadapi monster yang bernama kenyataan itu, bisa benar-benar dihabisi olehnya.
Bagaimana dengan Anda? “kenyataan kadang terlihat seperti monster yang sangat menakutkan.” Apakah anda juga pernah merasakan demikian? Menurut saya, Kita sebagai manusia biasa pasti pernah merasakan seperti itu, merasa lemah dan tak berdaya menghadapi kenyataan yang terlalu pahit untuk diterima. Menurut Saya, dalam kehidupan ini pasti ada saat seperti itu. Pada saat seperti itu, apa yang Anda akan lakukan? Apakah Anda berniat untuk lari dari kenyataan itu? Merasa tidak berdaya dan tidak bisa lepas dari krisis itu. Ataukah Anda akan mengerahkan seluruh tenaga dan berusaha harus menang dari monster tersebut?
Saya juga pernah mengalami kenyataan yang tidak menyenangkan. Sewaktu SMA, saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sepakbola (futsal) sebagai penjaga gawang. Di dalam tim itu, penjaga gawang hanya saya seorang. Satu waktu, tim kami mengikuti kejuaraan dan bisa mencapai babak final. Saya dan teman-teman satu tim sangat senang dan bersemangat. Tiba-tiba dua minggu sebelum pertandingan final, terjadi kecelakaan pada saat latihan yang menyebabkan tangan kiri saya patah. “Kenapa di saat seperti ini terjadi hal seperti ini?” “Kenapa hal ini menimpa saya? Padahal selain saya tidak ada penjaga gawang pengganti…” Saya berkata pada diri sendiri. Sangat menyakitkan bagi saya. Awalnya saya merasa sangat kecewa dan menyerah untuk tampil di pertandingan nanti. Bagi saya kenyataan itu sangat pahit dan terlihat seperti monster yang menyeramkan. Saya menjadi khawatir dan takut jika memikirkan tentang tim, pertandingan, dan yang lainnya. Tetapi, dorongan dan perasaan yang hangat yang diberikan oleh keluarga dan teman-teman perlahan-lahan dapat membuat saya kembali semangat. “Benar juga, Saya tidak sendiri. Tidak perlu khawatir, cedera ini akan segera sembuh!” Saya berpikir positif seperti itu. Kemudian, tiga hari sebelum pertandingan final, dokter mengatakan bahwa cedera saya sudah tidak apa-apa dan bisa untuk tampil di pertandingan. Tetapi sayangnya tim kami kalah di pertandingan tersebut. Saya sedikit merasakan kekecewaan tetapi saya puas bisa tampil di pertandingan. Saya senang bisa melewati cobaan itu, dan bisa berjuang bersama dengan teman-teman.
            Dalam kehidupan ini ada hal yang membahagiakan, ada juga yang menyakitkan. Jika kesulitan datang, jangan putuskan untuk lari, hadapilah kenyataan itu. Menurut pendapat saya, Kita tidak perlu merasa takut ataupun lari. Karena ketika dalam kesulitan, ada keluarga, teman dan sahabat yang selalu mendukung kita. Pikirlah bahwa manusia itu tidak sendirian. Dan tentu saja saya percaya, sebagai eksistensi terkuat yang selalu menolong dan melindungi adalah Tuhan. Manusia memang gampang tersakiti, tapi sebenarnya sangat kuat. Selain ada kekuatan dari dalam diri sendiri, dorongan semangat dari orang-orang terkasih juga dapat menjadi kekuatan diri kita. Maka dari itu, saya pikir berani menghadapi kenyataan adalah hal yang sangat penting. Hadirin sekalian, meskipun akan ada kenyataan yang tidak menyenangkan, janganlah takut dan lari dari kenyataan. Bertarunglah tanpa keraguan dengan monster yang bernama kenyataan itu, dan marilah raih kemenangan!
            Demikianlah pidato Saya. Saya ucapkan terimakasih atas kesediaan Anda mendengarkan.

2 komentar:

  1. いい言葉でしたわ、ハナイ先生!

    BalasHapus
  2. ini bukan apa2 kok. hhe. ギタさん日本語が上手ですね...

    BalasHapus